Pages

Wednesday, December 18, 2013

Dany #1

Aku sudah bilang aku menunggu pesan darimu, Disha. Hari itu adalah hari bersejarah bagiku. Aku ingin kamu mengucapkan kalimat itu. Dari pagi hingga sore aku menunggu. Dan saat itu aku tak tahan lagi, aku mengirimu pesan sore itu. Tapi kamu masih saja sibuk dengan urusanmu.
Dhisa, Lisa mengirimiku pesan. Setengah tiga pagi dia rela mengucapkannya. Tapi kamu
?
Aku memang sudah menghapus nomer handphonenya. Percayalah. Dan percayalah, aku memang berniat akan menunjukkan pesan itu kepadamu saat kita bertemu nanti. Termasuk balasanku.
Aku tak tahu, setiap kali aku berkata jujur, kamu tetap marah. Aku merasa kamu memojokkanku, Disha. Dan aku merasa malas dengan situasi ini. Kenapa kamu tak melakukan apa yang pernah kamu bilang dulu? Agar waktu yang membuktikan. Aku dapat belajar dari kesalahanku dulu. Dan kamu ingat peristiwa antara kamu dan Oky? Aku mencoba mempercayaimu lagi, dan tak pernah mengungkitnya kembali.
Disha, kenapa yang kamu doakan sama seperti yang Lisa doakan pula??
Kamu ingat? Aku pernah bilang bahwa ada satu cara untuk membuktikan kesungguhanku kepadamu. Tapi hal itu butuh persiapan yang matang dan tidak main-main. Tunggulah Disha, tunggulah saat itu tiba. Sekali lagi, biarkan waktu yang membuktikan.
Apakah kamu berpikir aku masih mengaguminya? Aku sudah bilang kepadamu, Disha. Aku tak suka membahas hal yang lalu-lalu.
Mengertilah.

No comments:

Post a Comment

Small Cute Hot Pink Pointer