Dan hari ini aku tahu, aku tak kehilangan semangat berpetualangku, aku hanya mengedepankan kebersamaanku bersama keluargaku. Bukan lagi menomorsatukan berpetualang bersama teman-teman seperti dulu. Kini keluargaku bukanlah yang nomor dua, mereka tidak akan terkalahkan oleh keegoisanku semata.
Dari beberapa bulan lalu aku tahu aku kehilangan suatu yang sangat penting yang pernah aku percayai. Kehilangan apa yang telah membuatku melihat sekelilingku dengan pandangan lebih luas. Yang memperkenalkanku akan aksi nyata suatu naluri manusia, mengajariku untuk terus berjuang dan merangkul sesama. Dia yang telah membawaku ke puncak gunung untuk merasakan betapa indahnya alam yang kita huni. Dia yang telah membawaku ke bawah dan ke dalam gua yang dingin dan gelap. Dia yang telah membawaku menari-nari di dalam air bersama biota-biota laut. Dialah yang menyatukanku dengan orang-orang yang baru saja aku kenal saat itu juga.
Kini, sedikit demi sedikit ia mulai hilang dalam diriku. Yah, aku kehilangan semangat berpetualang. Aku lebih senang berada dalam rumah, bersama buku-buku fiksi dan
buku-buku 'penekan pikiran' yang mau tidak mau harus aku pahami. Di sini aku harus mencari sekuat tenaga untuk dapat mencintai apa yang aku kerjakan.
buku-buku 'penekan pikiran' yang mau tidak mau harus aku pahami. Di sini aku harus mencari sekuat tenaga untuk dapat mencintai apa yang aku kerjakan.
Seorang teman yang telah aku anggap kakakku pernah bilang, "Bersama keluarga juga tidak buruk". Memang benar yang kakakku katakan. Tapi masih saja ada yang mengganjal di hatiku.
Sejak dua hari lalu, ibuku dan eonni sakit. Ibu, seperti biasa mengalami sesak napas karena astma bronchitis-nya, dan tentu saja harus dirawat di rumah sakit, sedangkan eonni yang sakit typus masih kekeuh dirawat di rumah. Ditambah lagi, keledai pun sakit.
Aku merasa bersyukur aku telah membatalkan janjiku untuk pergi ke suatu pulau wisata bersama teman-temanku di Ibukota. Aku bersyukur aku mengikuti kata hatiku. Dan hari ini aku tahu, aku tak kehilangan semangat berpetualangku, aku hanya mengedepankan kebersamaanku bersama keluargaku. Bukan lagi menomorsatukan berpetualang bersama teman-teman seperti dulu. Kini keluargaku bukanlah yang nomor dua, mereka tidak akan terkalahkan oleh keegoisanku semata.
No comments:
Post a Comment