Sudah beberapa minggu ini Amma sakit.
Aku, eonni, dan oppa pun sudah mengunjungi Omma di rumahnya. Namun, baru
saja Omma mengirim pesan kepada Yoona eonni bahwa finally Amma
memutuskan untuk opname, dan itu memang lebih baik. Hanya saja kali ini
Omma tidak memilih rumah sakit dimana Omma biasa opname, beliau
memutuskan untuk opname di salah satu rumah sakit di daerah kabupaten
kota kami. Dalam pesan itu, Amma juga meminta Yoona eonni untuk
membacakan Surat Yasin. Dan itu membuatku khawatir tingkat dewa!
Aku teringat saat Jimin eonni, Yeongjun
oppa, Yoona eonni, dan aku membuat janji untuk mengunjungi Omma di hari
yang sama. Kami memang tidak berangkat bersama dari rumah kami
masing-masing, hal itu yang menyebabkan kami datang tidak dalam waktu
yang sama.
Ba’da isya, kami berempat berkumpul di
hadapan Omma di rumah kontrakannya. Kami berempat membicarakan segala
macam bahasan. Dimulai dari cerita masa kanak-kanak kami, kebiasaan kami
dulu ketika tinggal masih dalam satu atap, sampai rencana masa depan
kami masing-masing. Meski semua kenangan saat kami masih tinggal satu
atap sangat mengharukan, tapi kami berusaha kuat agar Omma dapat
tersenyum bahkan tertawa mengingat kekonyolan dan kenakalan
putra-putrinya.
Ketika melihat Omma dapat tertawa dan
merasakan bahwa napasnya sudah dapat bersirkulasi dengan lancar, aku
segera mengangkat koran yang ada di tanganku, berpura-pura membacanya
untuk menutupi mataku yang pasti akan mulai basah oleh air mata. Hatiku
bagai merasakan desiran angin lembut tapi sangat dingin. Yoona eonni memanggilku di saat aku sedang mengerjakan tugas laporanku.
“Dongseng! Kau memiliki tabungan berapa?”, tanya eonni tiba-tiba.
“Hmm, entahlah eonni.. Sepertinya aku sudah tidak memiliki tabungan”, jawabku jujur.
“Aku berencana untuk mengadakan pengajian untuk Omma, aku sudah mengirim pesan ke Jimin eonni”, jelas eonni.
“Seperti Halmeoni (nenek) ?”, tanyaku memastikan.
“Yah, aku memiliki beberapa kenalan di tempat aku biasa mengikuti pengajian”
“Sepertinya itu ide yang bagus, eonni. Hanya saja, aku masih belum paham jalan acaranya ini”
“Atau~ kita tanya Halmeoni saja?”
“Yah, mungkin lebih baik begitu”
“Yah, mungkin lebih baik begitu”
Saat ini aku benar-benar tak tau harus
bagaimana. Tubuhku sangat lemas mengkhawatirkan kesehatan Omma, terlebih
lagi aku harus berpikir keras untuk menyelesaikan tugas laporan dan
tugas akhir sekolahku. Setiap waktu tak pernah aku melupakan untuk
mendoakan kesembuhan Omma. Masih banyak kegiatan, masih banyak waktu
yang ingin aku lalui bersama Omma. :’( Aku harap kalian juga bersedia
mendoakan Omma untuk kesembuhannya dari penyakit asma, agar Omma dapat
beraktifitas seperti biasanya. Amin.
Gomawo chingu~~ :’(
No comments:
Post a Comment