Ayooo, yang udah direstuin, gimana perasaannya di terima?? Aaahhh..
pasti seneng kan? Eh, eh… ini nglamar apa ni yaah? Anything lah..
nglamar sang kekasih atau nglamar pekerjaan yang namanya ketrima pasti
seneng kan? Well, karna si penulis masih siswi SMK tingkat 4 di semester
8, yang masih panja~ng banget perjuangannya, penulis mau bahasnya
nglamar pekerjaan aja yah .. ^^
***
Pukul 15.00 WIB, Seong Joo, Ryuko, Otani
dan aku berjanjian untuk bertemu di depan gang salah satu yayasan
tempat kami akan melakukan tes. Yah, kami akan melamar pekerjaan sebagai
tentor tingkat Elementary School dan Junior High School.
“Dongseng! berangkat jam berapa kamu?”, teriak Yoona eonni dari ruang keluarga kami.
“Jam 3 sore aku sudah harus tiba di sana eonni.”, jawabku dari dalam dapur.
“Hei! ini suda jam 3 kurang seperempat!”
“Tch! benarkah? A~~rggh, aku pasti akan terlambat”, ucapku sambil duduk di sebelah eonni.
“Ya. Apalagi jika kau mandi dulu.”
“Hei, apa kau menyarankanku untuk tidak mandi?”
“Hei. Mandimu itu super lama. Apa kau mau terlambat pergi ke sana dan membiarkan temanmu menunggu?”
Akhirnya aku menuruti eonni untuk tidak
mandi pada sore itu, dan berencana mandi sepulang dari tes tentor ini,
sebelum menuju ke sekolahan lagi.
Eonni adalah satu-satunya orang yang
mengetahui bahwa aku akan mencoba mengikuti tes tersebut. Sebelum
akhirnya dia memberitahu Appa.
“Juniormu tidak datang-datang. Aku harus ke rumah sakit mengunjungi Amma. Aku juga sudah memberitahu Appa yang sebenarnya. Tadi Appa sempat marah karena kau pergi sementara ada temanmu yang akan datang. Nanti kau jujur saja dengan Appa!”
Aku membaca pesan itu di tengah tes
tertulisku. Dan mungkin memang itu yang seharusnya aku lakukan
sebelumnya. Jujur kepada Appa.
***
Tes tertulis.
Setibanya di yayasan tersebut kami
mendapati 3 orang peserta tes dari 2 universitas yang berbeda duduk di
sana. Kami mengisi daftar hadir, dan disuguhkan 40 soal campur SD dan
SMP. Aku mengerjakan soal-soal yang aku rasa mudah dan dapat dikerjakan
dalam waktu cepat. Soal yang ada sudah pernah diajarkan dulu, hanya saja
tiba-tiba aku mengalami amnesia. Bayangkan saja! aku tidak dapat
mengingat 2 alat ukur selain mistar! #sudah dibayangkan?# ->hei ini
keterlaluan. hiks.
Aku bahkan tidak percaya aku mengikuti
tes ini. Dan aku juga ragu apakah aku mengaharapkan agar diterima. Haha.
Tapi, lebih baik aku berharap demikian.
Tes Wawancara
Untuk kali ini, aku merasa super enjoy.
Aku memang lebih suka melakukan tes wawancara daripada tes tertulis.
Heran juga dengan orang-orang yang khawatir dengan tes wawancara.
Bukankah tes wawancara itu hanya menceritakan profil diri? Tak perlu
membohongi diri sendiri sajalah, itu kuncinya. Apa iya mau kita diterima
kerja karena mereka menilai sesuatu yang bukan diri kita ? Lalu apa
yang dipelajari dari tes wawancara? Sikap! sikap duduk, sikap bicara,
dsb. Content pembicaraan? in ur self.
***
Maghrib telah tiba, tanda tes ini
berakhir. Aku langsung pulang setelah menemani Ryuko dijemput Ayahnya,
dan juga setelah mengantar Seong Joo ke pusat kota. Setibanya di rumah,
hujan mengguyur bumi ini dengan sangat deras. :p Dan aku belum dapat
masuk ke dalam rumah.
“Arrgghh.. di rumah sepi. Aku tidak membawa kunci pagar.” gumamku
Selama satu jam, aku duduk di depan
gerbang sambil menunggu hujan sedikit reda. Begitu hujan mengurangi
volume airnya, dengan segera aku berlari menuju tetanggaku yang juga
orang yang membantu membersihkan rumah ini.
“Kunci sudah di tangan.!” aku menggenggam kunci itu.
Selang sekitar setengah jam, Appa,
Ahjuma, dan dongseng pulang. Yah, dan benar saja aku diinterogasi Appa
tentang tes ini. Hanya saja, setelah aku menjelaskan kepadanya, tak ada
tanggapan! Aku tak tahu maksudnya.
Meskipun khawatir dengan ijin dari Appa
dan Ahjumi . Kepalaku sebenarnya juga pusing, mungkin karena tadi
kehujanan, tapi aku tetap harus segera menuju sekolahan untuk menghadiri
pelantikan pramuka. Kuhabiskan kopi creamer tanpa foam (argh.. sesuatu
yang tidak begitu aku suka) dalam cangkir biruku. Dan segera menerjang
hujan yang masih mengguyur, menemui adik-adik di sekolahan
No comments:
Post a Comment