Saling tolong menolong udah banget ditanamkan sama kita sejak usia dini. Kalau ada orang yang kesusahan juga udah wajib hukumnya buat kita kasih bantuan. Tenang, ngebantu itu gak pernah salah. Tapi jangan sampai bantuanmu jadi terkesan terlalu ikut campur!
Barang kali kamu pernah merasakan punya bantuan, tapi di sisi lain ada beberapa poin yang malah bikin kamu sebel banget karena kamu rasa hal itu bukan hak mereka buat mereka lakukan.Bukannya beban jadi terasa lebih ringan, tapi justru sebaliknya.
Coba ingat-ingat lagi
Gimana kakak, adik, ayah, ibu, siapapun di dalam keluargamu yang pernah ngasih bantuan sama kalian dalam hal yang berhubungan sama relationship kalian sama orang lain. Pertemanan, sahabat, orang yang ngegebet kamu, atau masalah sama pacar. Kebanyakan mereka gak bakal bantu 100% kan? Pasti mereka juga kasih ruang buat kamu nyelesein masalah kamu itu sendiri. Setidaknya, ngebiarin kamu yang ambil keputusan. Ibarat nih ya kamu harus menuju Pintu Agung dengan syarat harus bisa ngelewatin labirin. Orang-orang yang baik hati, sayang sama kamu, dan support kamu, pasti bakal ngebantu ngelewatin labirin yang bikin capek pikiran juga capek fisik. Pas udah keliatan Pintu Agung dengan sinarnya yang menyilaukan, mereka berhenti dan ngebiarin kamu buat do it by urself, do it to reach ur aim.
Sama halnya kayak dalam persahabatan
Kamu punya sahabat yang masih dilanda masalah yang dia rasa berat banget? Tentu, setiap orang yang jadi pemeran utama dalam masalah tersebut bakal merasa masalah yang dihadapi paling berat, merasa semuanya gak adil, sampai merasa masalah itu ada karena kesalahan orang lain. Tapi INGAT! Terkadang, orang lainlah yang lebih bisa menilai masalah itu, menelaah masalah itu lebih bijaksana. Di sinilah kamu bisa bantu.
Gimana caranya bantu teman yang curhat tentang masalahnya?
Kamu harus bisa berlaku adil dan jujur. Adil dengan tidak melulu membela sahabat kamu, dan jujur sama sahabat kalau memang dia yang salah. Kamu harus bisa netral. Dengarkan cerita dari sisi sudut pandang sahabat, pahami, dan terka-terka gimana sekira kalau dari sudut pandang yang berlawanan (musuh/lainnya). Tetaplah berpegang teguh sama yang namanya membela kebenaran. Oya, kamu juga perlu tahu. Orang yang curhat tentang masalahnya itu karena mereka udah gak tahan buat di simpan sendiri, dan orang yang curhat itu kebanyakan gak bisa ngebedain mana kejadian yang sesungguhnya, mana yang dia rasa, mana yang dia angan, mana perkataan yang mereka udah katakan, mana yang masih dalam rencana-rencana semu. Statement itu muncul waktu aku tanya sama kakakku "curhat tentang orang lain itu termasuk ngumbar aib orang gak ya?" well, jawabannya, "asal gak dilebih-lebihkan, cerita apa adanya, its okay". Tapi kenyataannya, menceritakan hal semacam itu masih terlalu membawa perasaan dan terlalu melibatkan ambisi (semoga banyak yang mengakui ini, walaupun cuma dalam hati pengakuannya hehe). So, its your task. Telaah. Dan sampaikan saran kamu dengan cara yang aku yakin kamu lebih paham gimana ngadepin sahabat kamu.
Pelan-pelan, dan gak perlu kamu stalking sosial media lawan, apalagi ngelabrak lawannya. Mungkin sahabat kamu pinginnya kamu do something ke pihak lawan, atau kalian memang terinspirasi dari negeri entah berantah. Tapiiii.. kamu tahu? jangan bikin reputasi sahabat kamu jadi makin turun di mata lawan karena lawan merasa TERUSIK!. Sebagai sahabat yang baik, its better to make ur best friend be a strong ppl who face their problems.
Karena kamu tahu?
"Sahabat yang baik adalah mereka yang tahu batasan-batasan diri mereka"
daaaan ...
"Gak bakal ngebiarin kamu melakukan hal rendahan dengan melupakan privasi, etika, tata krama bersosial"
Sukses ya.. Semoga bisa menghadapi masalah dengan bijak. ^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Miaaannn.. kalau ada salah kata, ini argumen pribadi penulis dengan bekal ingatan sebagai pendengar juga pelaku curhatan *shame*.
No comments:
Post a Comment