Malam ini, saat aku sedang saling berkirim pesan
kepada Masao, aku teringat akan salah seorang guru seniku saat Junior
High School. Saat Junior High School, aku memiliki dua seorang guru seni
yaitu Pak Tri dan Pak Djarwanto. Pak Tri hanya mengajar kelasku selama 1
tahun saja, 2 tahun sisanya kami dibimbing oleh Pak DJ –begitu kami
memanggilnya-
Bagi teman-teman yang lain, Pak DJ adalah guru yang
sudah berumur dan galak. Tapi bagiku beliau adalah guru yang sangat
disiplin tanpa pandang bulu demi tersampaikannya materi pelajaran kami.
Dan bagi kami semua, ilmu Pak DJ itu awesome
Entah bagaimana aku dapat menilai Pak DJ dengan
sedemikian rupa berbeda dari teman-teman yang lain. Pak DJ memang bukan
spesialis seni rupa seperti Pak Tri, beliau lebih cenderung ke seni
musik. Beliaulah yang menciptakan mars sekolah kami. Namun tetaplah aku
lebih senang Pak DJ yang mengajar.
Yang masih aku ingat dari pengajaran Pak DJ adalah
ketika beliau mengajari tempo bernyanyi. Untuk menyamakan tempo kami
sekelas, Pak DJ menyuruh kami jalan ditempat –did u know?- Jadilah kami
satu kelas harus jalan di tempat dengan menyanyikan beberapa lagu
perjuangan, lagu Inggris, dan lagu Jepang selama dua jam pelajaran hanya
dengan sesekali berhenti untuk mendengarkan penjelasan Pak DJ.
Penjelasan selesai, ya kami harus mulai jalan di tempat lagi. Ppfftt.
Kemudian tibalah pelajaran seni rupa. Pak DJ
memberikan pilihan kepada kami untuk berekspresi lewat kanvas atau lewat
gips. Yah, seni lukis atau seni ukir/pahat. Dari hasil votting, seni
ukir/pahat terpilih. Pupuslah semangatku. Bagaimana tidak, aku sudah
pernah mendapat tugas untuk seni ukir dengan media sabun saat elementary
school.
Di pertemuan berikutnya Pak DJ memberikan tantangan
untuk menggambar sebuah lingkaran di papan tulis. Saat giliranku tiba,
aku mengambil kapur dengan perlahan dan ragu-ragu. Aku menarik napas,
dan menggoreskan kapurku membentuk sebuah lingkaran dengan cepat. Tanpa
melihat hasilnya aku duduk kembali ke bangkuku, dan walaaaa~ lingkaranku
yang menunjukan hampir sempurna. Di akhir penutup, yang aku pelajari
adalah bahwa bagaimana pun kita menggambar, entah dengan perlahan atau
dengan hati-hati, jika dengan suatu inajinasi yang pasti dan key akinan
yang kuat dari pikiran dan hati, apa yang kita gambar akan tampak
seperti yang kita pikirkan.
Yang terakhir adalah ketika ekstrakulikuler seni
musik, hey I joined it. Beliau mengajari kami bagaimana mengenal nada
demi nada, memainkan pianika, dan menyanyikan lagu Josh Groban – We
Raise Me Up dan lagu Jepang – Kokoronotomo.
Ada cerita menarik mengapa aku mengikuti kelas seni musik Pak DJ.
Tujuanku adalah untuk dapat dekat dengan Pak DJ agar
beliau mengajariku seni lukis. (Dulu saat elementary school, aku
mengikuti ekskul lukis). Aku menghiraukan kekejaman Pak DJ yang sudah
mendunia, haha, meninggalkan tugasku sebagai pengibar bendera demi
menempati posisi paduan suara. Hmm yah aku dulu juga “sempat” tergabung
dalam ekstrakuliker PASBAR (Pasukan Bendera) walaupun tak pernah
bertugas selain Pengibar Bendera. Dan kau tau apa yang aku dapatkan?
Bukanlah sebah pengajaran tentang seni lukis, namun sebuah tawaran
pengajarann drum. Di saat itu pulalah aku mengundurkan diri sebagai
anggota Ekstrakulikuler Seni Musik, dan beralih ke Bola Volly
melanjutkan pula ketika aku elementary school.
Perjuangan yang “ehm” banget deh. Wihiiiy, yang penting sekarang aku sudah menemukan beberapa orang anak seni Dari merekalah aku akan belajar bagaimana seni itu, terutama seni lukis. InsyaAllah. Amin.
Well, have u some tips for me, or ur opinion. Lets talk and inform me
Tonight, as I was exchanging messages to Masao, I am
reminded of one of my art teacher at Junior High School. At Junior High
School, I had an art teacher that two Tri Pak and Pak Djarwanto. Tri Pak
only teach my classes in 1 year, 2 years of rest we are guided by Mr.
DJ-so we called her-
For other friends, Mr. DJ is the teacher who has lived and fierce.
But to me he is a very disciplined teachers indiscriminately
tersampaikannya for our subject matter. And for all of us, science is
awesome Mr. DJ
Somehow I could judge Mr. DJ in a way different from other friends.
Mr. DJ does not specialize in fine art such as Mr. Tri, he was more
inclined to the art of music. She who creates mars our school. But still
I prefer Mr. DJ who teach.
Which I still remember from teaching Mr. DJ is when he teaches tempo
sing. To equate our tempo classmate, Mr. DJ told us the place-did u
know? – Be Our one class should be the way in the struggle to sing a few
songs, English songs and Japanese songs during two periods with only
occasional stops to listen to the explanation of Mr. DJs. Explanations
over, yes we have to start walking on the spot again. Ppfftt.
Then comes the art lessons. Mr. DJ gives us options for expression
through the canvas or through the cast. Well, painting or sculpture /
carving. From the results votting, carving / sculpture selected.
Pupuslah spirits. How not, I’ve got a job for the media soap carving as
elementary school.
At the next meeting Mr. DJ provide a challenge to draw a circle on
the board. When my turn came, I took the lime slowly and hesitantly. I
took a breath, and scraping kapurku form a circle quickly. Without
seeing the results I sat back to my seat, and walaaaa ~ Circles that
show almost perfect. At the end of the cover, which I learned was that
no matter how we draw, either slowly or cautiously, if at a key
inajinasi Akinan definite and strong of mind and heart, what our image
would look like what we think.
The last straw was when the extracurricular music, hey I joined it.
He taught us how to recognize the tone for tone, plays pianika, and sing
Josh Groban – We Raise Me Up and Japanese songs – Kokoronotomo.
There is an interesting story why I attend art classes Mr. DJ music.
My goal is to be close to Mr. DJ so he taught me the art of painting.
(Back when the elementary school, I attended extracurricular painting).
I ignored the atrocities that have worldwide DJ Pak, haha, leaving my
job as flag raisers for chorus positions. Hmm well I used to be “had”
joined in ekstrakuliker PASBAR (Forces Flag) despite never served
besides flag raisers. And you know what I get? Obstruction is not the
teaching of art, but a bid pengajarann drum. At precisely that moment I
resigned as a member of Musical Arts Extracurricular and switch to
Volly Ball went well when I was elementary school.
Struggle “um” deh. Wihiiiy, which is important now that I’ve found a couple of kids art From them I’m going to learn how art, especially painting. Hopefully. Amen.
Well, u have some tips for me, or ur opinion. Lets talk and inform me
No comments:
Post a Comment